Menurut al-Tirmidzi, hati memiliki 4 (empat) stasiun:
- Dada (shadr)
- Hati (qalb)
- Hati lebih dalam (fu'ad)
- Hati terdalam/inti (lubb)
Ke empat statsiun ini saling bersusunan bagaikan sekumpulan lingkaran. Dada adalah lingkaran terluarnya, hati dan hati lebih dalam berada pada kedua lingkaran tengah, sedangkan inti hati terletak di pusat lingkaran.
Tiap-tiap stasiun mewadahi cahaya sendiri. Dada mewadahi cahaya Islam (praktik ibadah dan amal saleh). hati mewadahi cahaya makrifat atau pengetahuan akan kebenaran spiritual. Inti hati terdalam mewadahi dua cahaya, cahaya kesatuan dan cahaya keunikan, yang merupakan dua wajah Ilahi.
Ke-empat stasiun tersebut bagaikan area yang berbeda dari sebuah rumah. Dada adalah area terluar, bagaikan pinggiran dari sebuah rumah yang berbatasan dengan dunia luar, tempat binatang-binatang buas dan orang-orang asing berkeliaran. Hati dapat disamakan dengan rumah itu sendiri. Ia dilingkari oleh tembok-tembok dan diamankan dengan gerbang atau pintu yang terkunci. Hanya anggota keluarga serta tamu yang diundanglah yang boleh memasukinya.
Hati lebih dalam adalah kamar terkunci yang menyimpan benda-benda pusaka berharga milik keluarga tersebut. Hanya segelintir yang memiliki kuncinya.
Lapisan pertama, SHAD'R adalah inti dari tindakan. Ia tempat interaksi antara kepribadian kita dan alam spiritual kita. Kita memerlukan kepribadian untuk beraksi, namun kita juga membutuhkan bimbingan kearifan yang dalam dari hati. Didalam dada, kita dapat mengubah kecenderangan negatif kita menjadi positif, sebuah pekerjaan besar kimia psikospiritual.
Lapisan kedua, QALB adalah tempat pengetahuan yang lebih mendalam dan ke-iman-an terhadap ajaran spiritual dan keagamaan yang murni. Ia juga tempat kesadaran kita akan kehadiran Tuhan; sebua kesadaran yang mengarahkan kita pada transformasi pemikiran dan tindakan.
Lapisan ketiga, FU'AD, berkedudukan lebih dalam lagi, tetapi sangat dekat hubungannya dengan hati. Ia tempat pengetahuan langsung. Hati, secara intelektual memahami bahwa kita berada dibawah pengawasan Tuhan, namun pada tingkat lubuj hati terdalam, kita merasakan kehadiran Tuhan dengan sangat jelas, seakan-akan kita melihat Tuhan berada dihadapan kita.
Lapisan keempat, LUBB, kita memasuki wilayah yang Mahaluas. Ia berada diluar jankauan kata-kata, teori-teori dan pemikiran-pemikiran. Di tingkat ini, orang-orang suci memasuki dunia puisi, bukan lagi prosa.
Semakin dalam kita menyelam kedalam hati kita, semakin dekat kita kepada Allah - Sang Maha Baik dan Maha Benar. Semakin kita dekat dengan-Nya, semakin kita menyerap dan memancarkan kebaikan dan kebenaran bagi semesta. Karena itu, apa yang menahan kita untuk menjelajahi kedalaman hati kita?
Tuhan berfirman: "Bukankah kami melapangkan dadamu...? (QS. Al Insyiraah (94) :1)
Engkau adalah danau yang memiliki saluran ke Laut;
Malulah mencari air dari kolam;
Karena bukankah telah Kami lapangkan.....?
Sekali lagi, tidaklah engkau memiliki kelapangan?
Mengapa engkau mondar-mandir seperti pengemis?
Renungkan kelapangan hati dalam dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks For Your Comment !! ^^:LC