Kabupaten BOGOR
Nama Resmi | : | Kabupaten Bogor |
Ibukota | : | Cibinong |
Provinsi | : | JAWA BARAT |
Batas Wilayah | : | Utara: Kota Depok dan DKI Jakarta Selatan: Kabupaten Sukabumi Barat: Kabupaten Lebak Timur: Kabupaten Purwakarta |
Luas Wilayah | : | 2.371,21 Km² |
Jumlah Penduduk | : | 3.074.175 Jiwa (Sensus Penduduk 2000) |
Wilayah Administrasi | : | Kecamatan: 35, Desa/Kelurahan: - |
Website | : | http://www.kabupaten-bogor.go.id |
Sejarah
Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula berasal dari sembilan kelompok pemukiman digabungkan oleh Gubernur Baron Van Inhof menjadi inti kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor.
Pada waktu itu Bupati Demang Wartawangsa berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat yang berbasis pertanian dengan menggali terusan dari Ciliwung ke Cimahpar dan dari Nanggewer sampai ke Kalibaru/Kalimulya. Penggalian untuk membuat terusan kali dilanjutkan di sekitar pusat pemerintahan, namun pada tahun 1754 pusat pemerintahannya terletak di Tanah Baru kemudian dipindahkan ke Sukaati (Kampung Empang sekarang).
Terdapat berbagai pendapat tentang lahirnya nama Bogor itu sendiri. Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bahai atau Baqar yang berarti sapi dengan alasan terdapat bukti berupa patung sapi di Kebun Raya Bogor.
Pada waktu itu Bupati Demang Wartawangsa berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat yang berbasis pertanian dengan menggali terusan dari Ciliwung ke Cimahpar dan dari Nanggewer sampai ke Kalibaru/Kalimulya. Penggalian untuk membuat terusan kali dilanjutkan di sekitar pusat pemerintahan, namun pada tahun 1754 pusat pemerintahannya terletak di Tanah Baru kemudian dipindahkan ke Sukaati (Kampung Empang sekarang).
Terdapat berbagai pendapat tentang lahirnya nama Bogor itu sendiri. Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bahai atau Baqar yang berarti sapi dengan alasan terdapat bukti berupa patung sapi di Kebun Raya Bogor.
Pendapat lainnya menyebutkan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bokor yang berarti tunggul pohon enau (kawung). Pendapat di atas memiliki dasar dan alasan tersendiri diyakini kebenarannya oleh setiap akhlinya. Namun berdasarkan catatan sejarah bahwa pada tanggal 7 April 1752 telah muncul kata Bogor dalam sebuah dokumen dan tertulis Hoofd Van de Negorij Bogor, yang berarti kepala kampung Bogor. Pada dokumen tersebut diketahui juga bahwa kepala kampung itu terletak di dalam lokasi Kebun Raya itu sendiri mulai dibangun pada tahun 1817.
Perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki keterkaitan yang erat dengan zaman kerajaan yang pernah memerintah di wilayah tersebut. Pada empat abad sebelumnya, Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai raja yang mengawali zaman kerajaan
Pajajaran, raja tersebut terkenal dengan 'ajaran dari leluhur yang dijunjung tinggi yang mengejar kesejahteraan'. Sejak saat itu secara berturut-turut tercatat dalam sejarah adanya kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut, yaitu:
" Kerajaan Taruma Negara, diperintah oleh 12 orang raja. Berkuasa sejak tahun 358 sampai dengan tahun 669.
" Kerajaan Galuh, diperintah oleh 14 raja. Berkuasa sejak 516 hingga tahun 852.
" Kerajaan Sunda, diperintah oleh 28 raja. Bertahta sejak tahun 669 sampai dengan tahun 1333. Kemudian dilanjutkan Kerajaan Kawali yang diperintah oleh 6 orang raja berlangsung sejak tahun 1333 hingga 1482.
" Kerajaan Pajajaran, berkuasa sejak tahun 1482 hingga tahun 1579. Pelantikan raja yang terkenal sebagai Sri Baduga Maharaja, menjadi satu perhatian khusus. Pada waktu itu terkenal dengan upacara Kuwedabhakti, dilangsungkan tanggal 3 Juni 1482. Tanggal itulah kiranya yang kemudian ditetapkan sebagai hari Jadi Bogor yang secara resmi dikukuhkan melalui sidang pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor pada tanggal 26 Mei 1972.
Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat(dalam hal ini Menteri Dalam Negeri) menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri dan pindah dari Pusat Pemerintahan Kotamadya Bogor. Atas dasar tersebut, pemerintah daerah Tingkat II Bogor mengadakan penelitian dibeberapa wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor untuk dijadikan calon ibu kota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi (Rancamaya), Leuwiliang, Parung dan Kecamatan Cibinong (Desa Tengah).
Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa yang diajukan ke pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai calon ibu kota adalah
Perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki keterkaitan yang erat dengan zaman kerajaan yang pernah memerintah di wilayah tersebut. Pada empat abad sebelumnya, Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai raja yang mengawali zaman kerajaan
Pajajaran, raja tersebut terkenal dengan 'ajaran dari leluhur yang dijunjung tinggi yang mengejar kesejahteraan'. Sejak saat itu secara berturut-turut tercatat dalam sejarah adanya kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut, yaitu:
" Kerajaan Taruma Negara, diperintah oleh 12 orang raja. Berkuasa sejak tahun 358 sampai dengan tahun 669.
" Kerajaan Galuh, diperintah oleh 14 raja. Berkuasa sejak 516 hingga tahun 852.
" Kerajaan Sunda, diperintah oleh 28 raja. Bertahta sejak tahun 669 sampai dengan tahun 1333. Kemudian dilanjutkan Kerajaan Kawali yang diperintah oleh 6 orang raja berlangsung sejak tahun 1333 hingga 1482.
" Kerajaan Pajajaran, berkuasa sejak tahun 1482 hingga tahun 1579. Pelantikan raja yang terkenal sebagai Sri Baduga Maharaja, menjadi satu perhatian khusus. Pada waktu itu terkenal dengan upacara Kuwedabhakti, dilangsungkan tanggal 3 Juni 1482. Tanggal itulah kiranya yang kemudian ditetapkan sebagai hari Jadi Bogor yang secara resmi dikukuhkan melalui sidang pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor pada tanggal 26 Mei 1972.
Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat(dalam hal ini Menteri Dalam Negeri) menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri dan pindah dari Pusat Pemerintahan Kotamadya Bogor. Atas dasar tersebut, pemerintah daerah Tingkat II Bogor mengadakan penelitian dibeberapa wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor untuk dijadikan calon ibu kota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi (Rancamaya), Leuwiliang, Parung dan Kecamatan Cibinong (Desa Tengah).
Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa yang diajukan ke pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai calon ibu kota adalah
Rancamaya wilayah Kecamatan Ciawi. Akan tetapi pemerintah Pusat menilai bahwa Rancamaya masih relatif dekat letaknya dengan pusat pemerintahan Kotamadya Bogor dan dikhawatirkan akan masuk ke dalam rencana perluasan dan pengembangan wilayah Kotamadya Bogor.
Oleh karena itu atas petunjuk pemerintah Pusat agar pemerintah daerah Tingkat II Bogormengambil salah satu alternatif wilayah dari hasil penelitian lainnya. Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tahun 1980, ditetapkan bahwa calon ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor terletak di Desa Tengah Kecamatan Cibinong.
Penetapan calon ibu kota ini diusulkan kembali ke pemerintah Pusatdan mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibu kota pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor berkedudukan di Desa Tengah Kecamatan Cibinong. Sejak saat itu dimulailah rencana persiapan pembangunan pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan pada tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor pada saat itu.
Oleh karena itu atas petunjuk pemerintah Pusat agar pemerintah daerah Tingkat II Bogormengambil salah satu alternatif wilayah dari hasil penelitian lainnya. Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tahun 1980, ditetapkan bahwa calon ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor terletak di Desa Tengah Kecamatan Cibinong.
Penetapan calon ibu kota ini diusulkan kembali ke pemerintah Pusatdan mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibu kota pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor berkedudukan di Desa Tengah Kecamatan Cibinong. Sejak saat itu dimulailah rencana persiapan pembangunan pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan pada tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor pada saat itu.
Arti Logo
MAKNA MOTIF DAN GAMBAR DALAM LAMBANG DAERAH
A.BagianInti
B.BagianTengah
C.BagianLuar
D.MaknaWarna
E.PerisaiF.ArtiRangkaianKata
Prayoga Tohaga Sayaga Kuta Udaya Wangsa Tegar Beriman
A.BagianInti
B.BagianTengah
C.BagianLuar
D.MaknaWarna
E.PerisaiF.ArtiRangkaianKata
Prayoga Tohaga Sayaga Kuta Udaya Wangsa Tegar Beriman
A. Bagian Inti
• Kujang, jenis senjata antik masyarakat sunda, identik dengan kebenaran dan keagungan sunda masa lalu. Kujang melambangkan Keperwiraan artinya tidak gentar dalam menegakan kebenaran.
• Pakujajar, merupakan lambang keteguhan yang selalu menjadi gema tradisi kerajaan Pajajaran.
• Harupat, gagang kujang yang berada pada simpul tangkai pakujajar melambangkan sesuatu yang kuat/kokoh, simbol kekokohan masyarakat Bogor dalam mempertahankan jatidiri
• Lingkaran yang berisi kujang, harupat dan pakujajar warna putih melambangkan awal atau inti kehidupan yang dilandasi oleh kesucian.
• Pakujajar, merupakan lambang keteguhan yang selalu menjadi gema tradisi kerajaan Pajajaran.
• Harupat, gagang kujang yang berada pada simpul tangkai pakujajar melambangkan sesuatu yang kuat/kokoh, simbol kekokohan masyarakat Bogor dalam mempertahankan jatidiri
• Lingkaran yang berisi kujang, harupat dan pakujajar warna putih melambangkan awal atau inti kehidupan yang dilandasi oleh kesucian.
B. Bagian Tengah
• Puncak Gunung pada bagian tengah menunjukkan Gn. Salak dan Gn.Pangrango yang secara geografis keduanya merupakan patok batas wilayah Kabupaten Bogor di sebelah selatan. Puncak Gunung melambangkan tujuan atau cita-cita yang tinggi. Dua puncak gunung yang tingginya berbeda menunjukkan anak tangga menuju tujuan atau cita-cita.
• Aliran sungai melambangkan sungai Ciliwung dan Cisadane yang mengapit kota Bogor mengandung makna falsafah yang melambangkan kesuburan. Segitiga samasisi, membingkai gunung dan sungai yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat.
• Segitiga sama sisi bermakna keutamaan, melambangkan bahwa kesuburan dan kekayaan alam harus diolah dan dimanfaatkan dengan landaran nilai-nilai keutamaan.
• Aliran sungai melambangkan sungai Ciliwung dan Cisadane yang mengapit kota Bogor mengandung makna falsafah yang melambangkan kesuburan. Segitiga samasisi, membingkai gunung dan sungai yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat.
• Segitiga sama sisi bermakna keutamaan, melambangkan bahwa kesuburan dan kekayaan alam harus diolah dan dimanfaatkan dengan landaran nilai-nilai keutamaan.
C. Bagian Luar
Lingkaran melambangkan kesempurnaan, artinya perjuangan hidup haruslah ditujukan kearah kesempurnaan lahir dan batin tanpa cacat, seperti lingkaran penuh yang merupakan proyeksi sebuah bola bumi tempat hidup manusia.
D. Makna Warna
• Hitam dan putih, keduanya melambangkanperjuangan hidup. Putih melambangkan kesucian, kebenaran dan kebersihan. Sedangkan hitam melambangkan kebatilan atau kesuraman.
• Kuning merupakan warna emas, melambangkan kejayaan dan kebesaran.
• Hijau, digunakan sebagai warna dasar, mengandung makna kesuburan. Bagi orang sunda, hijau berarti subur.
• Biru merupakan warna yang menimbulkan kesan keindahan, seperti laut biru, gunung yang membiru. Karena itu biru melambangkan keindahan. Lambang ini bermakna, bahwa Bogor sebagai daerah wisata alam memiliki keindahan alam yang mempesona.
• Coklat adalah warna tanah, karena itu coklat melambangkan tanah air, tanah kelahiran atau tanah tumpah darah.
• Kuning merupakan warna emas, melambangkan kejayaan dan kebesaran.
• Hijau, digunakan sebagai warna dasar, mengandung makna kesuburan. Bagi orang sunda, hijau berarti subur.
• Biru merupakan warna yang menimbulkan kesan keindahan, seperti laut biru, gunung yang membiru. Karena itu biru melambangkan keindahan. Lambang ini bermakna, bahwa Bogor sebagai daerah wisata alam memiliki keindahan alam yang mempesona.
• Coklat adalah warna tanah, karena itu coklat melambangkan tanah air, tanah kelahiran atau tanah tumpah darah.
E. Perisai
• Tiga sudut dalam perisai melambangkan tiga komponen yang menentukan kesejahteraan umat di suatu kawasan/negara yang disebut dengan •Trinangtung di Bumi• yaitu masyarakat, ulama dan cendikiawan, dan pemerintah. Tiga garis sisi membentuk perisai, melambangkan tiga hal yaitu iman, ilmu dan amal yang merupakan benteng kehidupan umat.
• Perisai yang bertulis moto juang TEGAR BERIMAN pada bagian bawah melambangkan tameng atau benteng yang mampu menjamin keamanan, ketentraman dan kenyamanan hidup lahir dan batin berupa keimanan yang kuat terhadap Tuhan yang maha esa.
• Tiga sudut dalam perisai melambangkan tiga komponen yang menentukan kesejahteraan umat di suatu kawasan/negara yang disebut dengan •Trinangtung di Bumi• yaitu masyarakat, ulama dan cendikiawan, dan pemerintah. Tiga garis sisi membentuk perisai, melambangkan tiga hal yaitu iman, ilmu dan amal yang merupakan benteng kehidupan umat.
• Perisai yang bertulis moto juang TEGAR BERIMAN pada bagian bawah melambangkan tameng atau benteng yang mampu menjamin keamanan, ketentraman dan kenyamanan hidup lahir dan batin berupa keimanan yang kuat terhadap Tuhan yang maha esa.
F. Arti Rangkaian Kata
PRAYOGA TOHAGA SAYAGA, Prayoga berarti utama, Tohaga berarti kokoh dan kuat, Sayaga berarti siap siaga. Rangkaian tersebut mengandung makna, bahwa pendirian dan perjuangan masyarakat, bahwa pendirian dan perjuangan masyarakat KAbupaten Bogor hendaknya selalu dimulai dan dijiwai dengan keutamaan agar semakin kokoh dan kuat serta selalu siap siaga untuk menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai cita-cita.
KUTA UDAYA WANGSA, Kutaberarti kota, Udaya berarti fajar, kebangkitan atau pembangkit, Wangsa berarti suku bangsa. Ketiga kata.kata tersebut mengandung makna bahwa Bogor hendaknya menjadi pusat kebangkitan bagi perjuangan pembangunan untuk memperoleh kemajuan dan kemakmuran.
TEGAR BERIMAN, akromin dari Tertib, Segar, Bersih, Indah, Aman dan Nyaman. Tegar beriman mengandung makna yaitu gambaran dari situasi dan kondisi masyarakat dan lingkungan alam daerah yang terbentuk oleh prilaku dan usaha masyarakat baik pribadi maupun kelompok dengan landasan iman yang kokoh sehingga tercipta Daerah dengan masyarakat dan alam lingkungan yang tertib, segar, bersih, indah, mandiri, aman dan nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks For Your Comment !! ^^:LC